Sumaryoto Sentil Dahlan Iskan Soal Tudingan 'Minta Jatah' ke BUMN
Semarang - Anggota DPR Sumaryoto membantah 'meminta
jatah' ke BUMN. Ia menyentil Menteri BUMN Dahlan Iskan yang membuat isu
itu bergulir ke mana-mana.
"Dalam tanda petik, ini (laporan ke BK DPR) ingin membuat panggungnya Pak Dahlan Iskan. Jadi begitu saja, ini panggung baru," kata Sumaryoto kepada wartawan di Kawasan Kota Lama Semarang, Kamis (8/11/2012).
Sumaryoto menduga laporan anggota DPR 'minta jatah' ke BUMN itu merupakan upaya pencitraan Dahlan Iskan. Itu bisa dibuktikan seiring berjalannya waktu, apakah masalah itu akan selesai atau mengambang. Selain itu, laporan tersebut tidak disertai bukti seperti foto atau tanda terima.
"Saya menduga itu (pencitraan). Tapi semua harus ditunjukkan dengan lamanya waktu. Karena yang 6 orang katanya jadi 8, terus jadi 10 dan akhirnya 8 orang," kata politikus senior PDIP ini.
Mengenai langkah yang akan diambil, Sumaryoto menyatakan akan kooperatif dengan BK DPR, tidak akan melaporkan Dahlan Iskan, namun akan menggugat Dirut Merpati Rudi S Purnomo. Menurutnya, Rudi telah mencemarkan nama baiknya karena membuat laporan ke Dahlan yang belum jelas kebenarannya.
"Kapannya (gugatan ke Rudi) akan diatur. Ini pencemaran nama baik. Yang salah ya Rudinya, Pak Dahlan tidak. Ada bukti-bukti dan saksi," tandas politikus asal Wonogiri ini.
Awal pekan ini, Dahlan Iskan memberikan keterangan ke BK DPR tentang dua nama yang memeras BUMN. Menurut anggota BK Usman Jafar, salah satu anggota DPR yang 'meminta jatah' BUMN adalah Sumaryoto. Nama lainnya adalah politikus Partai Golkar Idris Laena. Disebut-sebut, juga ada 5 nama anggota DPR yang melakukan tindakan serupa.
Sementara itu, upaya detikcom mengkonfirmasi Rudi S Purnomo belum membuahkan hasil.
"Dalam tanda petik, ini (laporan ke BK DPR) ingin membuat panggungnya Pak Dahlan Iskan. Jadi begitu saja, ini panggung baru," kata Sumaryoto kepada wartawan di Kawasan Kota Lama Semarang, Kamis (8/11/2012).
Sumaryoto menduga laporan anggota DPR 'minta jatah' ke BUMN itu merupakan upaya pencitraan Dahlan Iskan. Itu bisa dibuktikan seiring berjalannya waktu, apakah masalah itu akan selesai atau mengambang. Selain itu, laporan tersebut tidak disertai bukti seperti foto atau tanda terima.
"Saya menduga itu (pencitraan). Tapi semua harus ditunjukkan dengan lamanya waktu. Karena yang 6 orang katanya jadi 8, terus jadi 10 dan akhirnya 8 orang," kata politikus senior PDIP ini.
Mengenai langkah yang akan diambil, Sumaryoto menyatakan akan kooperatif dengan BK DPR, tidak akan melaporkan Dahlan Iskan, namun akan menggugat Dirut Merpati Rudi S Purnomo. Menurutnya, Rudi telah mencemarkan nama baiknya karena membuat laporan ke Dahlan yang belum jelas kebenarannya.
"Kapannya (gugatan ke Rudi) akan diatur. Ini pencemaran nama baik. Yang salah ya Rudinya, Pak Dahlan tidak. Ada bukti-bukti dan saksi," tandas politikus asal Wonogiri ini.
Awal pekan ini, Dahlan Iskan memberikan keterangan ke BK DPR tentang dua nama yang memeras BUMN. Menurut anggota BK Usman Jafar, salah satu anggota DPR yang 'meminta jatah' BUMN adalah Sumaryoto. Nama lainnya adalah politikus Partai Golkar Idris Laena. Disebut-sebut, juga ada 5 nama anggota DPR yang melakukan tindakan serupa.
Sementara itu, upaya detikcom mengkonfirmasi Rudi S Purnomo belum membuahkan hasil.